Senin, 21 Mei 2012

Four Days For Love



 

Title: Four Days For Love
Author: Diarizz (Devi Ariyani)
Genre: Romance, Happy
Cast:      Shin Hae Rin
                Kim Jonghyun
Main cast : Lee Jin Ki (Onew)
Rating: G
Length: Oneshoot



Jonghyun terus menatap Bulgogi yang sejak tadi ada di depannya, bukan karena ia merasa lapar atau apa, tapi karena ia sama sekali tak berselera untuk makan. Seharusnya sekarang ia berada di dalam ruang musik untuk latihan bersama anggota lainnya, tapi karena Jin ki memaksanya untuk ikut makan dengannya, akhirnya ia menuruti permintaan sunbae-nya.
“Ya, Jjong, apa yang salah dengan bulgogi mu?” tanya Jin Ki setelah melihat Jonghyun yang terus menatap Bulgogi tanpa minat, sedangkan yang ditanya hanya diam seribu bahasa tanpa melirik sedikitpun kearahnya.
Jin Ki terus menatap Jonghyun yang sejak tadi tak merubah ekspresi wajahnya dan tidak menggubris pertanyaannya sama sekali. Akhirnya ia menendang kaki Jonghyun dan menginjaknya keras-keras. Usahanya pun membuahkan hasil, tapi kini Jonghyun menatapnya sangar. Karena ditatap begitu oleh Jonghyun, akhirnya ia mencoba mencairkan suasana, “Jonghyun-a kenapa kau diam saja?”
“Jin Ki-ya, kenapa kau menendang dan menginjak kakiku?”ucap Jonghyun masih dengan ekpresi yang sama. “Dan kau tahu, rasanya sangat sakit!” lanjutnya.
Jin Ki yang sedang menyesap orange juice-nya tertawa sekeras-kerasnya hingga terbatuk-batuk setelah mendengar ucapan Jonghyun. Sedangkan Jonghyun malah berharap Jin Ki tersedak tulang ayam sehingga berhenti menertawainya. Tapi Jin Ki malah tertawa semakin keras dan Jonghyun tak bisa lagi mentolerir tawa Jin Ki yang berlebihan dan akhirnya ia meninggalkan Jin Ki sendirian.
“Ya, kau mau kemana?” tanya Jin Ki setelah melihat Jonghyun beranjak dari kursinya. “Makananmu belum habis.” Lanjutnya
“Aku ingin ke ruang musik, habiskan saja makananku kalau kau mau.” Ucap Jonghyun sambil berjalan menjauhi Jin Ki
“Latihan musik baru akan dimulai satu jam lagi.” Ucap Jin Ki
Jonghyun hanya bisa menghela nafas melihat Jin Ki yang terlalu santai, padahal konser musik kampus akan diadakan dua minggu lagi dan persiapan mereka belum cukup matang, akhirnya ia hanya berkata, “Terserah!” ucap Jonghyun sambil pergi meninggalkan kantin.
***
Hae Rin POV
Hari ini aku benar-benar malas pulang ke rumah karena eomma-ku menyita biola dan semua alat musik milikku. Menurutnya, aku terlalu sering bermain musik sehingga melupakan tugas kuliahku, padahal aku sudah susah payah mengerjakan tugas kuliah sehingga aku bisa bermain musik lagi. Tapi eomma malah salah anggapan sehingga ia menyita semua alat musik yang ku punya termasuk biola kesayanganku. Utungnya aku masih menyimpan flute di dalam tas sehingga aku bisa memainkannya disaat aku rindu akan alunan musik yang kumainkan.
Tapi lama-kelamaan, flute membuatku bosan dan rindu dengan alat musik lainnya. Aha! Mungkin di ruang musik piano, biola atau alat musik lain yang bisa kumainkan. Tapi, ruang musik ada di Fakultas Seni Musik dan aku takut kalau anak Fakultas Seni Musik tidak mengizinkanku memainkan alat musik mereka. Tapi tidak ada salahnya mencoba kan? Siapa tahu mereka sedang beristirahat atau bahkan mereka sudah pulang.
Setelah tiba di Fakultas Seni Musik, aku segera mencari keberadaan ruang musik. Suasana di tempat ini tidak terlalu ramai, tapi juga tidak terlalu sepi. Bahkan ada beberapa mahasiswa yang keluar masuk Fakultas ini. Mungkin saat ini mereka sedang tidak menggunakan  ruang musik sehingga aku bisa lebih leluasa bermain musik.
Setelah aku sampai di ruang musik, aku langsung membuka pintunya yang ternyata tidak terkunci. Aku langsung mengambil sebuah biola yang ada di mej a dan memainkannya, tapi suaranya tidak merdu seperti ketika ia memainkan biola miliknya. Mungkin biola itu sudah rusak atau apa. Akhirnya aku melihat sebuah grand piano berwarna hitam ditengah-tengah ruangan. Aku memang sudah lama tak bermain piano, lagipula aku tidak terlalu pandai memainkannya tapi kerena aku sudah terlanjur suka melihatnya akhirnya aku mendekatinya.
Aku langsung menekannya dan piano itu mengeluarkan nada fa. Akhirnya aku duduk di kursi piano itu dan memainkannya sambil menyanyikan lagi BoA yang berjudul Key of Heart.
***
Author POV
Dare ni demo botan hitotsu kakechigaete
Surechigau hi ga aru neshinjiteta noni...
Sunao ninarenai mama
Ketika Jonghyun tiba di depan pintu ruang musik, ia mendengar suara piano dan seorang yeoja bernyanyi. Suara yeoja itu benar-benar merdu dan suara piano yang dimainkan yeoja itu mengalun sangat indah hingga mampu merubah suasana hati Jonghyun yang semula bad mood menjadi tenang.
Tanpa kata-kata, Jonghyun langsung masuk ke dalam ruangan itu dan langsung mengeluarkan gitar dari dalam tas gitar yang sejak tadi disandangnya. Ia mulai memainkannya mengikuti alunan piano yang dimainkan yeoja itu sambil mengiringi nyanyian yeoja itu.
Hae Rin benar-benar terlarut dalam lagu dan permainan piano-nya hingga ia tak sadar kalau ada seseorang yang masuk ke dalam ruang musik. Bahkan ia tak sadar kalau ada suara gitar yang mengiringi permainan piano-nya. Ia merasa berada di atas panggung pertunjukan musik. Ia merasa berada di dalam mimpi yang selama ini hadir di tidurnya.
Setelah selesai bernyanyi, Hae Rin terkejut melihat seorang namja duduk di sofa yang ada di ruangan itu sambil memegang gitar. Namja itu tersenyum kearahnya, tapi Hae Rin merasa ketakutan kalau saja namja itu adalah mahasiswa Fakultas Seni Musik yang akan mengusirnya dari sini.
Jonghyun yang sejak tadi tersenyum kepada yeoja itu kini menghapus senyumannya karena yeoja itu tak kunjung membalas senyumannya. Jonghyun menangkap ekspresi terkejut yeoja itu dan langsung berkata, “Sepertinya kau bukan mahasiswa Fakultas Seni Musik!”
Sekarang Hae Rin tak bisa berkata-kata lagi, yang keluar dari mulutnya hanyalah kata mianhae yang diucapkannya dengan tergagap.
Melihat ekspresi Hae Rin, namja itu hanya tersenyum sambil berkata, “Kau pasti mahasiswa Fakultas lain.” Mendengar kata-kata namja itu, wajah Hae Rin menjadi pucat. Kemudian namja itu menambahkan, “Tapi suaramu sangat merdu dan permainan pianomu sangat bagus.”
Kini wajah pucat  Hae Rin berubah menjadi ceria setelah mendengar kata-kata namja itu dan berkata, “Gamsahamnida,  bolehkah aku bermain musik sebentar disini?”
“Ne, boleh, tapi hanya satu jam karena satu jam lagi ruangan ini akan dipakai untuk latihan.” Ucap Jonghyun
“Gamsahamnida.”
Hae Rin melanjutkan permainan pianonya sambil menyanyikan beberapa lagu kesukaannya. Sebenarnya ia tidak terlalu mahir bermain piano, justru ia lebih mahir bermain biola, gitar dan flute tapi entah mengapa ia ingin terus bermain piano sambil bernyanyi.
Sedangkan Jonghyun, ia hanya mendengarkan nyanyian dan alunan piano yeoja itu sambil tidur-tiduran di sofa. Sebanarnya ia inginmengiringi permainan piano yeoja itu dengan gitar, tapi ia tak mau mengganggu yeoja itu. Akhirnya ia hanya bisa mendengarkan yeoja itu bernyanyi.
Setelah menyanyikan beberapa lagu, akhirnya Hae Rin ingin pulang karena ia sudah terlalu lama ia berada di sini. Tapi waktunya masih setengah jam lagi dan ia tidak mau melewatkan kesempatan ini. Ia ingin sekali memainkan gitar yang tersandar di sofa tempat namja itu tertidur.
“Mmm... Mian.” Ucap Hae Rin kepada namja itu, tapi tampaknya namja itu sudah tertidur pulas sehingga Hae Rin tak tega membangunkannya hanya untuk meminjam gitar itu. Akhirnya ia hanya mencoba gitar itu sebentar lalu mengambil tasnya dan pergi dari ruangan itu.
***
Ketika Jonghyun terbangun, ia sudah tidak mendengar suara merdu yang diiringi alunan piano nan indah. Yang ia dengar sekarang adalah suara gaduh yang diiringi instrumen musik yang berantakan. Ia langsung mengucek-ucek matanya, dan yang dilihatnya sekarang adalah wajah Jin Ki.
“Hyung, dimana yeoja itu?” tanya Jonghyun panik kepada Jin Ki
Jin Ki merasa bingung mendengar pertanyaan dari Jonghyun dan ia hanya menjawab, “Yeoja yang mana?”
“Yeoja yang bermain piano sambil bernyanyi tadi.”
Jin Ki dan Jonghyun melirik ke arah piano dan mendapati seorang namja kurus dengan penampilan nyentrik. Jin Ki merasa Jonghyun terbawa mimpi sehingga menjadi seperti ini.
“Kau bermimpi ya, dari tadi tidak ada yeoja yang bermain piano.” Ucap Jin Ki
“Tapi tadi...” Jonghyun belum selesai mengucapkan kalimatnya, tapi Jin Ki langsung memotangnya, “Sudahlah ambil gitarmu dan cepat latihan.”
***
4 hari kemudian...
“Hyung pianis kita mengundurkan diri.” Ucap seorang namja kepada Jin Ki yang sedang duduk di sofa bersama Jonghyun.
“Apa?” ucap Jonghyun kaget setelah mendengar ucapan dari namja itu.
Jin Ki yang sedang menyesap air putih kini menyemburkannya saking terkejutnya. “Mana bisa dia mengundurkan diri seenaknya seperti ini. Konsernya akan diadakan sepeluh hari lagi.” Ucap Jin Ki
Namja itu tertunduk setelah mendengar ucapan Jin Ki yang penuh emosi. “Tapi dia mengundurkan diri karena sakit.” Ucap namja itu lagi.
“Aish... Kenapa jadi seperti ini.” Keluh Jin Ki
Jonghyun jadi ingat dengan permainan piano yeoja itu, yeoja itu pasti bisa menggantikan pianis mereka yang mengundurkan diri. “Hyung sepertinya yeoja itu bisa menggantikan...”
“Tidak usah bawa-bawa yeoja dalam mimpimu itu.” Potong Jin Ki. Kini kepala menjadi pusing mengingat konser musik kampus akan diadakan sepuluh hari lagi. Ia memijat kepalanya lalu berkata, ”Perhatian semuanya.” Ketika semua orang sudah menatap kearahnya, ia melanjutkan, “Pianis kita mengundurkan diri. Jadi latihan dihentikan hingga kita mendapat pianis baru.” Ia menghela nafas lalu, “Kalau dalam empat hari kita tidak menemukan penggantinya, terpaksa konser akan dibubarkan.”
Ucapan Jin Ki barusan membuat semua orang menundukkan kepala, termasuk Jonghyun. Ia harus mencari yeoja itu kalau ia tidak mampu melihat orang-orang yang telah latihan selama dua bulan untuk konser ini menjadi kecewa. Ia yakin yeoja itu bukan di dalam mimpinya seperti yang dikatakan Jin Ki. Ia harus mencari yeoja itu bagaimanapun caranya.
***
1 hari kemudian...
Jonghyun telah mencari yeoja itu hampir ke segala tempat, tapi ia sama sekali tak menemukan yeoja itu. Kini, Jin Ki dan yang lainnya semakin cemas karena belum menemukan pengganti pianis mereka yang mengundurkan diri.
***
2 hari kemudian...
Hari ini Jonghyun masih melanjutkan pencariannya hingga ke setiap sudut kampus. Namun hasilnya nihil, bahkan keadaannya diperparah lagi dengan seorang baking vocal yang juga ikut-ikutan mengundurkan diri. Sekarang, ia hanya punya waktu kurang dari 36 jam untuk mencari yeoja itu kalau ia tak mau konser itu dibatalkan.
***
Esoknya...
Jonghyun sudah menemukan yeoja itu. Sebenarnya yeoja itu adalah mahasiswa Fakultas Psikologi. Ia menemukan yeoja itu di tempat parkir saat Jonghyun hampir menabrak yeoja itu dengan sepeda motornya. Tapi sayangnya yeoja itu menolak dengan alasan karena eomma-nya pasti tidak akan mengizinkannya. Tapi untungnya Jonghyun sempat meminta alamat yeoja itu. Sekarang ia sedang menunggu pintu rumah yeoja itu terbuka.
Jonghyun menekan bel pintu rumah itu sekali lagi dan akhirnya yeoja itu membukakannya pintu. “Kau namja yang tadi kan?” tanya yeoja itu yang kemudian dijawab anggukan oleh yeoja itu.
“Apa eomma-mu ada?” tanya Jonghyun.
Belum sempat menjawab pertanyaan Jonghyun, seorang yeoja paruh baya yang merupakan eomma yeoja itu mempersilahkannya masuk.
“Mmm... Begini ajumni.” Ucap Jonghyun memulai pembicaraan.
“Kau ini namjachingu-nya Hae Rin kan?” tanya eomma yeoja itu.
“Bukan!” jawab Jonghyun dan yeoja itu bersamaan.
“Lalu?” tanya eomma yeoja itu lagi.
“Begini, satu minggu lagi akan diadakan konser musik kampus. Tapi pianis kami mengundurkan diri dan kami butuh bakat anak ajumni ini.” Ucap Jonghyun.
“Tidak bisa. Hae Rin tidak punya bakat di bidang itu.” Ucap eomma yeoja itu.
“Tapi...” sebelum Jonghyun menyelesaikan kalimatnya, yeoja itu mengisyaratkannya untuk keluar. Jonghyun hanya bisa menunduk sambil pamit.
Ia benar-benar tidak bisa membayangkan melihat Jin Ki dan anggota lainnya kecewa karena latihan mereka selama hampir dua bulan tidak membuahkan hasil sama sekali. Jonghyun mulai menghidupkan motornya, tapi ia mendengar yeoja itu memanggil namanya.
“Tunggu.”
“Ada apa?” tanya Jonghyun.
“Namaku Hae Rin. Shin Hae Rin.” Ucap yeoja itu sambil mengulurkan tangan kearahnya.
Jonghyun tampak ragu menyambut uluran tangan gadis itu, tapi akhirnya ia melakukannya juga, “Jonghyun. Kim Jonghyun.”
“Tawaran yang tadi masih berlaku kan?” tanya Hae Rin.
“Masih, tapi...”
“Eomma sudah mengizinkanku.” Ucap Hae Rin.
Kini tampang murung Jonghyun berubah menjadi senyuman.
***
Satu minggu kemudian...
“Wah, penampilanmu tadi sangat bagus sekali Hae Rin.” Puji Jin Ki di belakang panggung setelah melihat penampilan Hae Rin.
“Gamsahamnida sunbae.” Balasnya.
“Selamat ya Hae Rin, penampilanmu tadi sangat bagus.” Puji Jonghyun juga.
Melihat wajah Jonghyun memerah setelah memuji Hae Rin akhirnya Jin Ki berkata “Baiklah, kalian aku tinggak dulu.”
“Gamsahamnida Jjong.” Ucap Hae Rin yang kemudian dibalas anggukan oleh Jonghyun. “Tapi, eomma ku mengizinkanku ikut konser karena  aku berjanji ingin mengenalkan namjachingu-ku kepadanya.” Lanjut Hae Rin.
“Apa kau sudah punya namjachingu?” tanya Jonghyun yang kemudian dijawab gelengan kepala oleh Hae Rin. “Ya sudah kalau begitu apa kau mau menjadi pacarku?” tanya Jonghyun dengan muka memerah.
“Mwo?”
“Aku serius.” Ucap Jonghyun lagi.
Hae Rin mengannguk tanda menerima Jonghyun sebagai namjachingu-nya. Sedangkan Jonghyun mengangkat tangannya dan berkata, “Yessss.”


Baca Yang Ini Juga, Chingu!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...