Judul : D’Amour
Author : nabilaSyafiqa
Tema : Promises
Secret
Cast : Kai ‘EXO-K’
Jung
Yoo Min (OC)
Genre : Romance
Length : Oneshot
Rating : General
Hidup
tidak pernah menjamin kita akan bahagia.
Pertemuan
yang tidak pernah kuduga, akan menjadi awal dari rasa cinta yang amat mendalam
di masa depan...
Aku
tau kepergian ini karena sesuatu yang memaksa. Tapi keadaanku.... aku takut
kita tak akan pernah bisa bersama lagi.
***
Kai menyebarkan pandangannya
keseluruh ruangan. Tidak ada yang dilihatnya. Hanya beberapa kursi yang disusun
rapi diatas meja. Tanda ruangan kelas ini tak lagi digunakan. Ia mengamati
sudut-sudut ruangan kelas ini. Tampak suram. Jelas tidak terawat sama sekali.
Hatinya mulai sedih melihatnya. Kelas ini sangat berarti untuknya. Kelas ini
membawanya ke kenangan 3 tahun silam. Dimana dengan tak sengaja ia bertemu
dengan Yoo Min. Seseorang yang kini meninggalkannya untuk mengejar mimpinya.
Seseorang yang sudah berhasil memberikan cahaya kehidupan bagi hidupnya yang
kelam. Seseorang yang sudah mengisi seluk beluk hatinya. Dan seseorang yang
telah membuatnya mengerti apa itu ‘cinta’ dan ‘pengorbanan’.
Kai ingat betul saat ia tak sengaja
bertemu dengan Yoo Min dikelas ini. Ingatannya pun membawanya kembali ke saat
itu...
Flashback
*Kai POV
Aku sedang memandangi rerumputan
yang bergoyang ditiup angin dari jendela kelas ini. Entah apa tujuanku datang
kesini saat sekolah libur. Aku pun tak tau. Aku hanya mengikuti langkah kaki
serta petunjuk hatiku. Mungkin alasan yang lebih tepatnya,...karena aku bosan
kalau terus mendengarkan Eomma dan Appa bertengkar dirumah. Sibuk memperebutkan
Yeo Shin, adikku. Kadang aku terus saja merasa marah pada mereka. Mereka
memperebutkan seseorang, tanpa pernah bertanya terlebih dahulu pada orang yang
diperebutkan, apa yang dia mau.
Untunglah mereka tidak memperebutkan
ku. Karena pasti aku tidak akan memilih siapapun diantara mereka itu. Mungkin
perceraian orang tuaku sebagai alasan utama kenapa aku akhir-akhir ini malas
pulang kerumah, dan lebih memilih menginap dirumah Chanyeol hyung.
Aku mengeluarkan laptop dari tas
ransel ku dan kembali ke hobby awalku mengobrak-abrik photoshop. Mengedit
beberapa foto karya Sehun yang belum sempat kuselesaikan semalam. Ya, beginilah
caraku menghidupi diriku sendiri. Aku dan Sehun adalah rekan kerja. ia
mengambil jurusan fotografi. Dan ternyata, walau ia belum wisuda, hasil
jepretannya cukup bagus. Pencahayaan yang tepat serta pengambilan gambar
dilatar yang tepat pula. Dan ia mempercayakan bagian pengeditan pada ku. Suatu
hari Sehun mengirim hasil jepretannya yang tentu saja sudah ku edit ke beberapa
majalah. Dan majalah itu bersedia menjadi donatur untuk pameran foto
karya-karya Sehun. Sungguh beruntung Namja
itu. Dari situlah kami mulai menjadi rekan kerja.
“Hei... sedang apa kau disini?
Bukankah hari ini libur?” tanya seseorang dari balik pintu.
Untuk sekejab aku terkejut mendengar
suara itu. Adakah yang ke Sekolah ini selain aku? Hari ini kan libur. Apa yang
ia lakukan disini?
“Nuguya?”
tanya seorang Yeoja yang sedetik
kemudian, hadir dihadapanku.
“Nugujeuseyo?
(Kau yang
siapa?) “ balasku dengan tatapan yang tidak bersahabat.
“Ahh.. Yoo Min imnida” ujarnya dengan lembut.
Aku hanya menanggapinya dengan
anggukan yang mungkin tidak ia sadari. Dan langsung kembali ke pekerjaan awalku
dengan laptop.
“Ya.... namamu siapa?” tanyanya yang
kemudian duduk tepat disebelahku.
“Siapa yang mengijinkanmu duduk?”
tanyaku kasar.
“Tidak bolehkah?” wajahnya polos
sekali, Tuhan...
Aku hanya menghela nafas panjang
melihat wajahnya yang polos itu sibuk memperhatikan tanganku yang terus bekerja
menggerakkan kursor. “Aku Kai” ujarku tanpa melihat ekspresinya.
“Ya... bukankah itu aku?” tanyanya
spontan sambil menunjuk foto yang sedang kuedit.
Aku hanya mengangkat alis kananku.
Heran dengan ekspresi polosnya yang berubah menjadi terkejut plus takjub.
“Apa kau kenal dengan Sehun Oppa?”
“Ne..
aku kenal dia” jawabku menyembunyikan wajah terkejutku. Betapa sempitnya dunia
ini, pikirku saat itu.
“Oh.. apa kau sekolah disini?”
tanyanya sambil mengitari seluruh ruangan dengan pandangan teduhnya.
“Ne...
kau juga?” tebakku.
“Ani..”
“Lalu... sedang apa kau disini? Oh
iya, dimana sekolah mu?”
Ia tertunduk setelah sebelumnya
memandangku dengan pandangan yang tak dapat ku artikan dengan pasti.
Ada apa dengannya? Kenapa dibalik
wajahnya yang tertunduk, ia tampak begitu sedih? Ada yang slah dengan
pertanyaanku barusan.
“Aku home schooling” ujarnya singkat.
“Wae?”
tanyaku mencoba kembali menyelidik.
“Chakkaman...”
ia bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalanku.
“Ya... Kau mau kemana?”
Ia tidak menjawab pertanyaanku.
Benar-benar Yeoja yang aneh. Saat ia
datang, ia begitu bersemangat, tapi kenapa saat menyangkut hubungan sekolah, ia
terlihat begitu sedih? Entahlah... aku juga tidak peduli. Memangnya dia siapa?
Aku baru mengenalnya 5 menit yang lalu. Untuk apa aku menghawatirknnya?
Flashback
End
*Author
POV
Kai menarik kursi yang sudah
diletakkan diatas meja. Dan mendudukinya.
“Oh Tuhan.... aku punya kenangan
indah bersamanya disini. Bisakah aku bertemu dengannya, lagi?” ucap Kai
setengah memohon.
Dddrrttttt..... drrttt....
Handphone Kai bergetar. Dengan sigap
ia mengambilnya dari saku belakang celananya.
Sebuah SMS dari seseorang yang sudah
sangat Kai kenal, Chanyeol.
‘Yoo
Min disini. Dia kembali ke Korea!! Kau dimana? Cepatlah kembali.. dia di
Rumahku sekarang.’ Isi SMS Chayeol sukses membuat hati Kai
yang semula lesu lemas tak bertenaga menjadi bersalto ria sangking semangatnya.
Oh.... untuk seketika Kai terdiam
sambil bergumam,”Terima kasih, Tuhan.... Kau memang baik sekali padaku...
terima kasih....”
‘Ne... Tunggu aku!’ Balas
Kai singkat lalu melesat meninggalkan Kelas yang penuh dengan kenangan itu.
***
Kai sampai didepan Rumahnya
Chanyeol. Dengan semangat yang menggebu-gebu, Kai melangkah dengan pasti menuju
pintu utama Rumah Chanyeol. Langkah pastinya terhenti saat ia mulai merasa
gugup. Ia mulai merapikan kaus oblong yang sedikit terlihat lusuh karena polusi
udara yang menemani perjalanannya ke Rumah Chanyeol.
Kai
melangkah semakin mendekati pintu utama rumah Chanyeol. Saat ia akan menekan
tombol bel, untuk kesekian kalinya ia merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya.
“Oh.... jangan sekarang Tuhan... aku
mohon!!!” pekik Kai dalam hati. Sambil tangannya yang terus mencoba menggapai
tombol bel. Rasa sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi saat ia telah berhasil
menekan tombol bel.
“Hyung.....
Kau kenapa?” tanya Sehun yang mulai panik melihat wajah Kai yang mulai dipenuhi
dengan keringat dingin kerana menahankan sakit yang luar biasa.
“Gwaenchana....”
ujar Kai pura-pura tidak merasakan apapun yang sedang menjalar ditubuhnya.
“Kau yakin?” Sehun memastikan.
“Ne..”
Kai dan Sehun berjalan beriringan
menuju ruang utama Rumah minimalis itu. Sampainya di Ruang utama, Kai tak mampu
berkata-kata saat dilihatnya seorang Yeoja
yang familiar duduk manis di sofa.
“Yoo
Min-ahh”
Yang dipanggil namanya pun menoleh
kearah asalnya suara. Berbeda dengan Kai yang masih setengah percaya pertemuan ini
akan datang, Yoo Min justru tersenyum senang melihat siapa yang kini berdiri
tepat dihadapannya.
“Kai-yaa”
balas Yoo Min dengan senyum sumringahnya. Yoo Min bangkit dari duduknya, dan
berjalan menghampiri Kai. Lalu.... memeluknya.
Hangat. Itu yang Kai rasakan saat
tubuh Yeoja mungil ini memeluk
tubuhnya. Sebenarnya rasa kesal sudah lebih dahulu menghampirinya. Tapi,
pelukan Yeoja ini bagaikan mata air ditengah
padang pasir.
“Yoo
Min-ahh...” panggil Kai pelan. Membuat Yeoja
ini melepaskan pelukannya.
“Bogoshippeo....”
ujar Yoo Min begitu dilepasnya pelukannya.
“Nado
Bogoshippeo....” balas Kai sekenanya. Sebenarnya ia ingin mengatakan lebih.
Tapi bibirnya kelu untuk mengucapkannya. “Bagaimana kabarmu? Gwaenchanayo?”
“Ne
Oppa... Gwaenchana.... Paris sangat indah. Kau harus pergi bersamaku, suatu
saat nanti” ucap Yoo Min dengan penuh semangat.
“Ne..
kita akan pergi bersama” jawab Kai tak kalah bersemangatnya.
Kai duduk terdiam disamping Yeoja ini. Kai menatap kenyataan bahwa Yeoja yang ia kasihi ini tak lagi
beruntung. Hidupnya tergantung pada seorang pendonor. Jantungnya tak selamanya
akan berdetak demi raganya. Yoo Min mengidap kelainan jantung sejak lahir.
Mungkin itu alasannya kenapa Yoo Min tidak bersekolah di Sekolah formal
layaknya dirinya.
“Hyung....
Ada apa denganmu? Kenapa kau melamun? Ada yang salah?” tanya Sehun yang
menyadari tatapan kosong Kai.
“Oppa....
Kau kenapa?” Yoo Min ikut bertanya.
“Ah... Ani... aku lapar” jawab Kai asal.
“Oppa,
aku akan memasakkan sesuatu untukmu. Kau mau apa?” tanya Yoo Min dengan mata
berbinar-binar. “Biar ku tebak. Sup Kimchi! Aku benarkan?”
Kai hanya tersenyum puas mendengar
tebakan Yoo Min yang 100% benar. “Ne...
masaklah yang enak!!!”
Yoo Min pun bangkit dari duduknya
dan berjalan menuju dapur. Sementara Sehun, Chanyeol dan Kai tetap duduk dengan
manis di ruang tengah, sambil menatap layar TV.
Bruuuukkkk........
Terdengar suara sesuatu yang jatuh
dari dapur. Kai panik, dan bergegas ke Dapur. Ia melihat Yoo Min yang sudah
duduk dengan tangan yang terus menyentuh dadanya. Nafasnya tersenggal-senggal.
“Yoo Min-ahh....” Kai menghampiri tubuh lemas Yoo Min lalu menopangnya
dengan tubuhnya.
“Oppa.....”
----------------
Wajah Kai tampak panik menatap
keadaan Yoo Min didalam sana. Tubuh Yeoja
itu terlihat lemas tak berdaya. Kai tak sanggup melihatnya, apalagi
membayangkan kemungkinan terburuk yang bisa saja menghampiri Yeojanya.
“Kalian bisa menjenguknya” ucap
seorang susuter yang baru saja keluar dari ruangan tempat Yoo Min dirawat.
“Kamsahamnida”
Kai, Sehun dan Chanyeol buru-buru masuk kedalam. Diikuti dengan Yoo Hyun, kakak
perempuan Yoo Min.
Kai menggenggam tangan Yoo Min erat.
Seakan menahannya pergi. Kai mendaratkan ciuman manis dipunggung tangan Yoo
Min. “Yoo Min-ahh... bangunlah...”
Sesaat kemudian, Yoo Min membuka matanya.
Mia melihat Kai yang sedang menggenggam tangannya erat. “Oppa...”
Kai menatapa wajah Yoo Min lekat.
Seperti ada kelegaan dalam hatinya saat ia mendengar Yoo Min memanggilnya.
“Oppa...
Mianhae.... Aku tidak memberitahumu... Aku... sakit Oppa....” ujar Yoo Min sambil membalas genggaman tangan Kai.
“Ne...
Gwaenchana.... Aku sudah tahu...”
Suasana saat itu sangat haru.
Membuat setiap pasang mata yang melihatnya akan meneteskan air mata.
--------------
Kemarin Yoo Min menghubungi Kai
untuk datang menemaninya di Rumah sakit. Sebenarnya, tanpa harus Yoo Min
menghubunginya, Kai juga akan tetap datang, bahkan tak jarang Kai sampai
menginap di Rumah Sakit demi menemani kekasih hatinya ini. Sampai ia pun lupa akan
keadaannya yang semakin memburuk.
“Yoo
Min-ahh... Anneyong...” Kai membuka pintu ruangan tepat dimana Yoo Min
dirawat dengan menenteng beberapa plastik belanjaan yang isinya tak lain dan
tak bukan adalah Anggur. Buah favorit Yoo Min.
“Oppa.....”
Yoo Min menyambut Kai dengan senyum sumrigah diwajahnya. Tangannya yang tidak
lagi di infus membuatnya bebas berkeliaran di dalam ruangan ini. Ia memeluk Kai
lalu membenamkan wajahnya di pundak Kai.
Kai yang heran melihat tingkah Yeojanya ini, hanya bisa berbisik, “Kau
kenapa, sayang?”
Yoo Min tak menjawab pertanyaan Kai.
Ia hanya menyerka air matanya yang jatuh membasahi kaus Kai. “Oppa... hari ini aku akan operasi.
Seseorang sudah memberikan jantungnya padaku”
Kabar baik bagi Kai. “Kau serius?”
Kai mencoba meyakinkan sesuatu yang ia dengar samar-samar.
Yoo Min melepaskan pelukannya. Dan
tersenyum senang, lalu mengangguk yakin dengan apa yang ia katakan barusan.
“Nanti malam. Tepat jam 10, Oppa”
Kai memeluk Yeojanya erat. Sesuatu yang ia harapkan selama ini. Senyum bahagia
dalam tubuh sehat Yoo min akan segera menghampirinya. Kai melepaskan
pelukannya, lalu mencium Yoo Min dengan penuh perasaan. Menautkan bibir mereka
berdua.
Yoo Min awalnya terkejut dengan
ciuman Kai yang mendadak ini. Tapi, ia senang, dan mengalungkan tangannya pada
leher Kai serta memperdalam ciuman mereka. Sampai akhirnya, suster datang dan
semuanya berjalan seperti seharusnya.
--------------
30 menit yang lalu, Yoo Min masuk
kedalam ruangan operasi. Membuat jantung Kai tak henti-hentinya berdetak
kencang. Membuat bibirnya tak henti-hentinya mengucap do’a. Satu jam setengah
telah berlalu sejak Yoo Min mengatakan keinginannya ke Paris setelah operasi
ini berjalan lancar. Tentu saja Kai hanya mengatakan ‘iya’ dan memberikan
harapan besar bagi Yoo min agar ia yakin kalau operasi ini akan berjalan
lancar. Walau pun tubuhnya tidak memungkinkan lagi untuk pergi jauh, apalagi ke
Paris sesuai harapan Yoo Min.
Jam terus berputar tanpa pernah
memberi kesempatan pada manusia untuk menghentikan waktu.
Saat ini Kai sedang terduduk di
ruang tunggu. Apalagi kalau bukan menunggu kata-kata dari dokter yang menangani
operasi Yoo Min, ‘operasi ini berjalan lancar’. Tapi mendadak kepalanya
berdenyut. Seperti ada sesuatu yang menusuk kepalanya tiba-tiba. Kai pergi dari
ruang tunggu itu, karena tidak ingin menarik kehawatiran Sehun, Chanyeol
apalagi Yoo Hyun.
Kai berdiri di Taman Rumah Sakit
sendirian. Mencoba menahan rasa sakit dikepalanya ditambah lagi sesak didadanya
yang semakin lama-semakin membuatnya tidak bisa bernafas. Rasa sakit yang
menjalari tubuhnya membuatnya bergetar tak menentu. Membuat keringat dingin
membasahi tubuhnya. Dan membuat hatinya tak berhenti berkata, ‘Yoo Min, Mian’
Ditengah usahanya menghilangkan rasa
sakit ini, Kai menerima satu buah pesan singkat dari Chanyeol, “Kau dimana? Operasinya berjalan lancar. Ia
sudah sadar. Ia mencarimu, Kai-ahh. Yoo min mencarimu”
Kai membaca pesan itu ditengah
dadanya yang semakin memberikan rasa sakit yang tiada tara. Sempat terpikir olehnya,
‘mungkin inilah saatnya’ tapi a buru-buru menepis itu semua karena ia ingin
melihat senyum Yoo Min pasca operasi. Itu yang Kai tunggu. Menemani Yoo Min
dalam masa penyembuhan luka operasinya. Berbagi rasa sakit yang Yoo Min rasakan
pada dirinya. Dan yang paling utama, adalah : mengajak Yoo Min ke Paris sesuai
janjinya. Tapi sepertinya tubuh Kai tak bisa mengabulkan itu semua. Sang
empunya nyawa sudah berkehendak lain. Kai jatuh tersungkur di Taman Rumah Sakit
saat hanphonenya berdering. Dan satu yang pasti, Kai tidak akan menganggkat
panggilan itu, dan tidak akan pernah mengangkatnya. Meski panggilan dari Yoo
Min sekalipun.
---------------
Yoo Min berdri didepan sebuah batu
nisan. Air matanya tak henti-hentinya mengalir. “Oppa... Kau belum mengajakku keParis. Kenapa kau begitu cepat
pergi? Aku sangat merindukanmu” ujarnya lirih didepan batu nisan bertuliskan
‘RIP Kim Jong In’
“Oppa...
kau tau? Hari ini aku baru saja
menyelesaikan Studyku di Paris. Aku
sudah resmi menjadi sastrawan Prancis. Aku senang, Oppa... dan akan lebih senang lagi, jika kau menyaksikan semua ini”
air mata Yoo Min semakin deras membasahi pipinya.
“Oppa,
semua ini aku lakukan karena mu. Kau penyemangat hidupku. Gomawo, Oppa” tanpa Yoo Min sadari, Kai
tersenyum dialam sana melihat Yeojanya
bahagia, seperti do’anya selama ini.
---END---
Baca Yang Ini Juga, Chingu!!!
/mewek/ astaga-_- KENAPA SAD ENDING?! Щ(ºДºщ)
BalasHapusmakasih karena udaah mau baca, Chingu.... eumm... kenapa ya? kenapa sad ending, ya? mari kita tanya pad Kai yang bergoyang (?) ._.
BalasHapus