Selasa, 19 Juni 2012

FF SHINee - A Little Thing Called Love [2] [End]


Anneyong.... karena Author sayang sama Readersdeul semua.... akhirnya, author memutuskan untuk mempublish part 2 [End] nya sekarang juga..... bersamaan sama part 1 nya, *yeayyyy* #tiupterompet
         
            Mau cuap-cuap apa lagi ya? Author bingung ihhh... langsung cekidot aja deh ya? Heheheee.. :D
          
           Catatan Author : Cerita ini banyak mendapat inspirasi dari berbagai jenis karya orang. Salah satunya dari film Thailand berjudul “First Love (A Little Thing Called Love)” Jadi, bisa dibilang, ini adalah versi fanfictions dari film tersebut, dengan perombakan disana-sini menggunakan imajinasi author. Author harap readersdeul suka ya?? 


 
            Judul :              A Little Thing Called Love
            Cast :               Choi Minho (SHINee)
                                   Jung Ha Ra (OC)
            Rating :            General
            Leght :             Double Shot (twoshot)
            Genre :            Romance, Sad
            Soundtrack :    Lee Yoon Ji – First Love (Download mp3nya? Klik DISINI)

[End] A Little Thing Called Love [2]
            Minho menemukan sebuah object yang bagus untuk di foto. Seekor kucing liar yang sibuk  memandangi Sungai Han seakan ia kagum akan keindahan Sungai Han. Minho mengarahkan kameranya ke arah kucing liar itu. Mencari timing yang tepat untuk memotret.
            _________________________
            “Sebentar lagi waktunya akan tibaa... aku tidak tega harus melakukannya sekarang”
            _________________________
            Ha Ra tidak se-excited Key yang sejak tadi menggoyangkan tubuhnya mengikuti lantunan lagu yang ia putar di mobilnya. Ha Ra hanya terdiam memandang keluar jendela. ‘Kenapa suasana malam ini tidak seindah malam-malam sebelumnya?’ tanya Ha Ra sambil melempar pandangan keluar jendela.
            Minho masih mencari timing yang tepat. Masih terlalu banyak lampu kendaraan yang membuat matanya silau, hingga ia tidak bisa fokus untuk mengambil gambar. Tangan kanannya menggenggam kamera, sedangkan tangan kirinya memutar-mutar lensa. Buku yang tadi ia bawa, ia jepitkan diantara kedua lututnya. “Assaa...” Minho menemukan timing yang tepat, cahaya tampak pas dan tidak terlalu berlebihan.
            _________________________
            “Oh tuhan.... Tugas ini terlalu berat....”
            “Ia bahkan belum sempat untuk jujur pada dirinya sendiri.....”
            “Haruskah aku lakukan ini sekarang???”
            _________________________
            “Lho? Bukankah ini Sungai Han? Kenapa kita disini?” tanya Ha Ra bingung.
            “Karena cuaca malam ini tidak terlalu dingin, kita berjalan-jalan sebentar. Kau mau kan?” Key balik bertanya. Dan Ha Ra hanya diam tak menggubris.
            _________________________
            “Tuhan.... ini saatnya... sedetik kemudian ia tidak akan bisa melihatnya lagi. Apa aku tidak terlalu jahat?”
            _________________________
            Sedetik saat Minho akan mengambil gambar, seorang ahjussi yang sedang mabuk, menabrak Minho dan menghantarkannya kejalan. Kini ia tidak lagi berada di trotoar jalan. Buku itu.... buku itu jatuh. Minho berusaha mengambilnya. Namun sesaat kemudian, sebuah mobil melaju kencang tanpa menyadari adanya Minho didepan. Begitu juga Minho. Karena buku yang amat berharga ini, ia tidak menyadari kalau mobil didepannya,....
            _________________________
            “Tuhan... aku telah melakukannya.. Aku telah menghantarkannya kesisi-Mu. Aku tau ini yang  terbaik untuknya. Tapi bagaimana dengan Yeoja itu?”
            _________________________
                        Ha Ra dan Key sedang menikmati perjalanan mereka saat ada kerumunan oerang yang menghadang jalan mobil mereka. “Bisa kah kita turun? Au ingin tau apa yang terjadi....” tanya Ha Ra.
                        “Nae....Kajja”
                        Key dan Ha Ra turun dari mobil, dan menerobos kerumunan untuk melihat lebih jelas apa yang terjadi.
                         Minho bersimpuh darah. Kaus yang ia kenakan, sudah penuh setengahnya oleh bercak darah. Pelipis darahnya terus mengeluarkan darah segar. Minho tidak sepenuhnya sadar. Yang bisa ia rasakan hanyalah.... suara keramaian yang mengerumuninya.
                        __________________________
                        “Minho-sshi.... lakukan apa yang kau bisa untuknya sebelum kau harus pergi bersamaku...”
                        __________________________
                        Ha Ra terkejut. Ia tidak percaya dengan apa yang matanya lihat. Hatinya berpendapat, kalau itu memanglah Minho. Tapi ia menepis itu. Ia tidak ingin apa yang hatinya katakan itu benar.
                        “Minho-sshi!!!” Key menghampiri tubuh Minho yang sudah tak berdaya. “Panggil ambulance!!!!!” teriak Key entah pada siapa. Key sedang kalap sekarang.
                        Setelah apa yang ia dengar dari Key, tubuhnya mulai mempercayai apa yang ia lihat. Dihampirinya tubuh Minho. Setetes air mengalir dari matanya. Ia terus melarang tubuhnya untuk percaya dengan apa yang ia lihat. Tapi apa daya, itulah kenyataannya. Tubuh yang tidak berdaya ini, adalah Minho. Ha Ra masih menahan tangisnya agar tidak pecah. Digengamnya tangan Minho erat. Menahannya agar tetap kuat. Menahannya agar tidak pergi.
                        _________________________
                        “Minho-sshi... kajja...”
                        “Apa aku tidak bisa tinggal untuk beberapa saat saja? Aku hanya ingin melihat wajahnya.” Tanya Minho.
                        Malaikat ini terus menyodorkan tangannya. Memaksa Minho mengenggam tangannya, dan pergi bersamanya.
                        _________________________
                        Genggaman tangan Ha Ra semakin erat dan erat. Seakan akan ia tau, ada yang akan menarik Minho untuk pergi meninggalkannya. “Minho... aku mohon... bertahan lah....” pinta Ha Ra dengan air mata yang sudah mulai mengalir deras.
                        _________________________
                        “Mianhaeyo.........” Minho menggengam tangan namja yang tubuhnya penuh dengan sinar. Namja yang sedari tadi menunggunya untuk pergi bersamanya.
                        _________________________
                        Ha Ra melepaskan genggaman tangannya. Seperti ada sesuatu yang menyuruhnya melakukan itu. “Minho-sshi...” kini tangis Ha Ra pecah saat ia merasakan kalau tangan yang digenggamnya tadi sudah tak lagi bernyawa. Ha Ra memeluk tubuh Minho yang tak lagi bernyawa. “Minho-sshi......!!!!!!!!!!!!” tangis Ha Ra yang sedari tadi tahannya, meledak. Entah apa yang bisa Ha Ra lakukan untuk mengembalikan nyawa yang sudah pergi bersamanya pada tubuh yang ada dipelukannnya kini.
            Terbesit pikiran untuk bertukar tempat dengan Minho, tapi ia tau itu tidak mungkin terjadi.
                        ****
            Ha Ra menyendiri di kamarnya sudah sejak kemarin. Menolak untuk menerima tamu meski itu Ummanya sendiri. Ia masih mengingat kejdian 3 hari yang lalu. Kejadian dimana ia menyaksikan orang yang ia kasihi, pergi dan tidak akan pernah kembali lagi.
            “Ha Ra... ada Key yang ingin bertemu kamu, sayang...” panggil Umma dari balik pintu.
            “Ha Ra gak pengen ketemu siapapun” jawabnya singkat.
            Tidak ada balasan balik dari Ummanya. Ha Ra pun merasa lega karena berfikir bahwa Key sudah pergi.
            “Ha Ra... ini aku Key...” sedetik kemudian, terdengar suara yang berasal dari arah yang sama dengan suara Ummanya tadi.
            Ha Ra menolak untuk menjawab, dan hanya diam mendengarkan apa yang akan Key katakan.
            “Aku menemukan sesuatu ditempat Minho kecelakaan” ujar Key mendekatan wajahnya ke pintu kamar Ha Ra yang terkunci. “Aku rasa, ini untukmu”
            Ha Ra tersentak mendengar ucapan Key barusan. Ia memutuskan untuk membuka pintu.
            “Ha Ra... Gwaenchanayo??” tanya Key begitu dilihatnya Ha Ra keluar dari kamar dengan tubuh yang sedikit lebih kurus.
            “Apa itu...?” Ha ra malah balik bertanya tanpa menggubris pertanyaan Key sebelumnya.
            “Ini.... Entahlah... aku tidak tau. Ada nama mu disampul depannya” Key memberikan buku yang dibawanya pada Ha Ra.
            “Kamsahamnida... Kau boleh pergi Key... Gwaenchana...” jawab Ha Ra begitu digenggamnnya apa yang Key berikan tadi, lalu menutup pintu dan menguncinya. Walau dilihatnya Key seperti akan mengatakan sesuatu.
            Ha Ra kembali duduk di kursi belajarnya. Memandangi buku bersampul hitam itu dengan tanda tanya besar dikepalanya. ‘Apa mungkin ini milik Minho?’
            Ha Ra masih menulusuri bagian sampul buku itu dengan pandangannya. Mencari-cari namanya di sampul itu. Assa... ‘love story, Jung Ha Ra’ tulisan itu ada disampul depan buku itu. Tulisannya sangat kecil, berada di sudut kanan bawah dan berwarna tidak terlalu mencolok. Seakan-akan tulisan itu ingin tidak ada yang melihat.
            Perlahan-lahan Ha Ra membuka buku itu...
            Aku tidak pernah berniat untuk membuat buku ini....
            Aku hanya ingin mengenangnya dalam hatiku...
            Aku hanya ingin berbagi rahasia dengan buku ini tentangnya...
            Aku hanya bisa mengatakan pada buku ini... tanpa pernah terbesit sedikit pun rasa untuk mengatakan padanya.....
            Tulisan itu ada dihalaman awal buku yang sedang ada dihadapan Ha Ra kini. Ha Ra kembali membalikkan lembaran demi lembaran buku itu.
            Sebuah foto Sulli memoleskan alat alat make up kewajahnya.
            Dibawah foto itu tertulis,
            Tanpa harus ada polesan make up diwajah mu pun, aku sudah tau bahwa kau cantik...
            Ha Ra terkejut tak percaya dengan apa yang dilihatnya dibuku itu... ‘Apakah ini mungkin?’ Tanyanya dalam hati berkali-kali.
            Ha Ra kembali membalikkan lembaran buku itu. Sebuah foto yeoja yang diambil dari belakang. Bagian punggung seorang yeoja yang ada digambar, dengan kepala yang menoleh kearah kiri. Dari pakaian yang dikenakan yeoja di foto itu, sepertinya Ha Ra mengenalinya. Kembali Ha Ra baca tulisan yang ada dibawah foto itu,
            Pertemuan tak terduga di Pasar Malam ini membuat ku berfikir, ‘apakah kita jodoh?’...
            Ingin rasanya memberikan mu permen kapas seperti yang namja lain lakukan pada Yeojanya. Tapi sayangnya, aku terlalu pengecut untuk menjadikanmu ‘yeojaku’...
            Ha Ra mulai meneteskan air matanya. Tak pernah ia sangka bahwa Minho...
            Ha Ra membuka halaman berikutnya, betapa terkejutnya ia saat melihat foto buku ’10 cara membuat cowok terpesona’ milik Sulli. Kembali Ha Ra membaca tulisan yang ada disamping foto itu.
            Buku ini lucu... tapi karena buku ini aku tau berapa kali kau mencoba untuk membuat ku terpesona...:D
            Di Halaman yang sama, Ha Ra melihat fotonya saat didalam kelas. Foto ini menampilkan gambar Ha Ra yang sedang duduk dikursinya, sambil membaca buku. Dan kembali ada coretan kecil di dekat foto itu,
            Kau sudah berhasil membuatku terpesona, jauh sebelum kau mulai :)
            Ha Ra membalikkan lembaran buku itu lagi. Kali ini tidak ada foto yang dtemukannya, melainkan gambar yang dibuat menggunakan pensil. Gambar dua tangan yang saling menggenggam erat. Ada tulisan lagi dibawah gambar itu,
            Hari ini aku menggenggam tangannya saat ia akan jatuh. Aku tidak ingin melepasnya, tapi aku harus karena orang akan curiga :(
            Air mata Ha Ra tak terbendung lagi. Air matanya mengalir dengan deras. Ha Ra berusaha agar tangisnya ini tidak menimbulkan suara, karena ia tidak ingin siapapun menghampirinya karena suara itu.
            Dihalaman selanjutnya, kembali Ha Ra melihat selembar foto yang ditempel rapi. Foto saat Key menggendongnya ke UKS. Air mata Ha Ra kembali mengalir saat ia membaca tulisan dibawah foto itu,
            Aku juga ingin kau naik dipunggungku, Ha Ra....
            Sudah tidak ada lagi lembaran kertas berisi foto dan pesan di buku itu. Ha Ra benar-benar terkejut dibuatnya. Ia masih tidak percaya kalau Minho ternyata sudah menyukainya jauh sebelum Ha Ra membutnya terpesona. Air mata Ha Ra jatuh bercucuran. Beberapa tetes dari air mata itu jatuh di atas buku itu, Ha Ra berusaha menyingkirkan air matanya dari buku itu, tapi ia menemukan tulisan kecil dipojok kanan bawah lembaran terakhir,
            -Aku ingin Sungai Han jadi saksi saat keberanianku terkumpul untuk mengatakan, “Saranghae...” pada mu, Jung Ha Ra-
            => Choi Minho
---END---
            Huhuhuu.... *lap ingus*
            Minho nya....
            Ya sudahlah pemirsah, ini kan cuman FF... Gak beneran. Kalau beneran juga, bakal Author bunuh tu yang bikin cerita *nah lho?*
            Admin sangat membutuhkan komentar kalian Readersdeul... jadi jangan lupa koment atau paling enggak ninggalin jejak. Ok?? Kita kan Kpopers saling menghargai.... Nulis itu gak gampang lho chingu... so, don’t be a silent readers :D

Original Post by : @nabilaSyafiqa / kpoperstory.blogspot.com
           
Baca Yang Ini Juga, Chingu!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...