Jumat, 06 Juli 2012

FF SHINee-F(x) Dreaming...


            Anneyong Readersdeul semua... *tebar kembang*
            Apakabar? Baikkah? Alhamdulillah :D Sebenarnya FF ini adalah FF kilat yang dibuat dalam waktu gak lebih dari 4 jam *WOW! Fantastic Baby* Tapi dijamin ceritanya seru kok...Tapi maaf juga karena baru bisa ngepost sekarang. soalnya Modem baru sembuh dari penyakit yang menyerangnya (?)
            Ada sebuah skenario yang melahirkan FF kilat ini :) Jadi gini ceritanya, Auhor lagi ON di Twitter (ayo.. udah follow admin belum? Di @nabilaSyafiqa? *promosi*) nah, terus ada salah satu Fanbase yang ngasih info kalo MV Super Junior Sexy Free And Single release tanggal 1 juni tepatnya jam 10 malam WIB dan jam 12 KST. Karena sangking penasarannya, author udah ambil ancang-ancang buat begadang hanya untuk donlod itu MV. Sambil nunggu jam 10, author iseng buat FF Kilat ini. (proses pembuatan FF Di Skip aja ya? :D) dan sampailah author pada jam 10. Pas jam 10 teng author niatnya mau buka youtube langsung, tapi terbesit pikiran *bahasanya bo’* kalau Pihak SM mungkin masih loading buat nge upload tu mv ke Youtube. Nah, sampai jam setengah 11 author tungguin juga. Karena udah kebeleg banget mau liat MV nya, author langsung buka youtube, dan... jeng jeng.... MV nya belum realease! *tampar Youtube* buruburu author sms sumber terpercaya (bagi si ‘sumber terpercaya’ kalau baca ini, koment ya? Biar readers juga pada tau siapa kamu :p).. Eh... ternyata MVnya releasenya 4 juni #plaakk
            Ya dengan rasa yang sedikit banyak kecewa, author menghabiskan malam dengan ngedit ni FF. Eh? Gak taunya FF nya lumayan bagus :D dan jadilah Postingan ini... *yeayy* ^o^
            Jangan lupa buat baca Bismillah dulu sebelum baca, biar banyak pahala ^o^ Let’s Check It Out!!!!
            Prolog : Kejujuran adalah yang terpenting dalam segala aspek kehidupan. Sebuah kejujuran berawal pada diri sendiri. Jujur lah pada dirimu sendiri, baru kau bisa jujur pada dirinya, dan mengatakan, “saranghae”



            Disclaimer : FF ini murni buatan saya. Tanpa menjiplak atau sebagainya milik orang lain. So, don’t be plagiat. Kalau mau Re-Post harus pake izin dulu. Tolong hargai karya seseorang, karena menulis itu tidaklah mudah.
            Title : Dreaming...
            Cast : Choi Minho
                        Sulli
            Rating : PG-15
            Length : Oneshoot
            Genre : Romance, Angst

Dreaming....
            Author POV
            “Minho-sshi... Kajja!!!” ujar Jonghyun memaksa Minho agar mempercepat gerakannya. Hari ini, Jonghyun bermaksud mengajak Minho, Key dan Onew untuk kencan dengan gadis-gadis pilihannya. Memang, diantara mereka ber-lima, Jonghyun-lah yang paling tau tentang Yeoja.
            “Onew Hyung..... Kajja!!!” teriak Jonghyun dari depan pintu. Ia sudah siap sejak tadi dengan kaus oblong putihnya. Tinggal menggunakan sepatu sneaker merahnya, ia pun siap untuk berangkat. Tapi, bagaimana dengan teman-temannya? Key... sudah lebih dari 30 menit ia didalam kamar, dan tak kunjung menampakkan wajahnya. Entah sibuk berdandan atau apa, Jonghyun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Onew... ia terus-terusan meminum air putih. Entah apa tujuannya, mungkin ia gugup atau semacamnya. Dan Minho... “Aku tidak melihatnya dari tadi. Apa yang sedang ia lakukan?” tanya Jonghyun dalam hatinya.
            Minho POV
            Hari ini Jonghyun hyung mengajak kami pergi menemui teman yeoja-nya. Sebenarnya aku hanya mengangguk malas menanggapi tawaran Jonghyun untuk menemui teman yeoja-nya. Kearena aku tau, ia pasti merencanakan sebuah kencan buta.
            Aku memutuskan untuk berdiam diri dikamar sambil menyebarkan pandanganku keluar jendela. menghirup udara musim semi yang baru saja tiba.

            “Minho-sshi....!!!!!” terdengar suara Jonghyun Hyung yang berteriak didepan pintu kamarku. Aku hanya diam tak menyaut teriakkannya. Aku terlalu malas mendengar celotehannya yang seperti kereta api tanpa rem.
            “Minho-sshi... Kajja!!! Mereka semua sudah siap!! Cepat keluar!!” teriak Jonghyun Hyung lagi.
            Omo... aku seperti orang bodoh jika harus mengikuti ide konyol Jonghyun Hyung. Memangnya aku ini Namja macam apa? Namja yang tidak tau bagaimana cara memperlakukan Yeoja? Namja yang terus-menerus sendiri tanpa ada seorang Yeoja pun yang mau dengan ku? Tentu saja tidak. Aku bisa dikategorikan ‘lumayan’ dalam hal membuat seorang yeoja terpesona denganku. Walau aku tidak se ‘hebat’ Jonghyun Hyung yang dengan satu tatapan mautnya, bisa meluluhkan hati seorang Yeoja. Tapi setidaknya aku tidak seburuk Key Hyung yang meninggalkan Yeojachingu-nya saat ia sibuk memilih baju. Aku hanya sedang tidak bersemangat untuk mencari Yeoja lain yang akan mengisi hatiku lagi. Bayangannya masih melekat erat dihatiku. Dan aku rasa, tidak akan pernah hilang.
            Tokkk... Tookkk...
            Sudah kuduga, ketukan pintu barusan adalah ketukan dari Jonghyun Hyung.
            “Kajja Minho-sshi!!! Kau harus cepat keluar... mereka sudah menunggu lama. Apa kau tega membiarkan seorang yeoja menunggu? Kajja Minho-sshi!!! Onew hyung, key sudah siap.. Ka..” ocehan Jonghyun hyung seketika berhenti saat aku memutuskan untuk membuka pintu.
            “Sedang apa kau didalam? Kenapa lama sekali? Aku lela..” saat aku keluar dari kamar, Jonghyun hyung malah melanjutkan ocehannya.
            “Hyung... bisakah kau diam?” potongku. “Bgaimana dengan Taemin-sshi?” tanyaku menghawatirkan dongsaeng kesayanganku itu. “Apa dia tidak ikut??”
            “Anii... ia masih terlalu kecil untuk ‘kencan buta’ ” ujar Jonghyun hyung santai. Merasa dirinya sudah ‘besar’. “Kajja....!!!” Jonghyun hyung menarik tanganku agar mengikutinya turun kebawah. Dari tangga, bisa kulihat Key hyung dan Onew hyung sedang duduk di sofa. Sepertinya mereka sedang menunggu kami.
            ***
            Kami sampai di Cafe tempat kami akan ‘kencan buta’. Kami pun duduk di tempat duduk yang sudah Jonghyun hyung siapkan.
            “Hyung... aku benar-benar tidak menginginkan ‘kencan buta’ ini...” rengek ku pada Key hyung. Karna hanya pada Key hyung lah aku bisa merengek seperti ini. Karena ia mempunyai peran ganda bagiku. Menjadi Hyung, dan Eomma ku.
            “Ini salah satu cara, agar kau bisa melupakan Sulli” ujar Key Hyung berusaha tenang. Aku menatap mata Key Hyung. Aku tau ia berpura-pura tenang dihadapanku. Padahal ia sangat gugup. Karna ini adalah kali pertamanya menjalani ‘kencan buta’.
            Jonghyun hyung sibuk mengedarkan andangannya keseluruh sudut Cafe.
            “Yaa.. kau bilang mereka sudah menunggu? Manaa?” protes Onew hyung yang berulang kali menyeruput cappucino dingin dihadapannya. Inilah kebiasaan hyung saat ia sedang gugup.
            “Gidaryeo juseyo (Tunggu sebentar)... Aku rasa mereka sudah disini..” jawab Jonghyun hyung yang masih sibuk celingukan mencari pasangan ‘kencan buta’ kami. Tak lama kemudian, Jonghyun hyung pun berdecak senang. “Itu mereka” ujarnya sambil melambaikan tangan pada beberapa Yeoja yang duduk diseberang kami.
            Yeoja-yeoja itu terlihat berjalan mendekati kami. Salah satu Yeoja mangalihkan perhatianku. Dia...
            “Sulli?” tanya Key hyung yang saat ia juga terkejut melihat sosok Yeoja yang sangat kukenal. “Apa yang kau lakukan disini?” tanya Key hyung mewakili pertanyaanku tanpaku suruh terlebih dahulu.
            *** 
            Author POV
            “Kenapa kau kembali?” tanya Minho saat tinggal ia dan Sulli yang berada di meja tempat mereka bertemu setelah 3 tahun.
            “Wae Oppa? Kau tidak suka?” Sulli balik bertanya.
            Minho hanya menatap Sulli tak percaya. Setelah meninggalkannya begitu saja selama 3 tahun, kini Sulli datang tiba-tiba dan tanpa rasa bersalah telah menyayat-nyayat hatinya. “Apa kau fikir aku kan suka?” tanya Minho ketus.
            “Oppa... Mianhaeyo...” ujar Sulli mnja.
            “Jika kata ‘mianhaeyo’ berlaku begitu saja, aku rasa tidak akan ada penjara di Korea” jawab Minho kesal.
            Sulli POV
            Sepertinya Minho Oppa tidak begitu suka dengan kembalinya aku ke Seoul. Wae? Apa aku terlalu menyakitinya dengan pergi tanpa memberitahunya terlebih dahulu? Ya.. aku tau itu memang keterlaluan. Tapi,,,  ‘Mianhaeyo Oppa’.. hanya itu yang bisa kukatakan dipertemuan pertama kami setelah 3 tahun ini.
            Apa yang harus aku lakukan??
            “Oppa... Apa kau lihat bintang itu?” ujarku sambil menunjuk kearah jendela yang berada tepat didepan kami. Mencoba memecahkan kecanggungan diantara kami.
            “Nae. Wae?” jawabnya begitu singkat.
            “Oppa ingat, Oppa selalu menghubungkan bintang-bintang itu membentuk kata ‘MiLli’ (Minho Sulli).. Oppa ingat kan?” tanyaku membawa Oppa kembali ke masa 4 tahun yang lalu. Tepatnya saat kami baru saja lulus SMA.
            Flashback...
            “Wohooo.......” teriak Minho Oppa begitu dilihatnya namanya berada di urutan paling atas. Itu tandanya, Minho Oppa lulus sebagai nilai terbaik. Aku pun ikut bangga melihat orang yang sudah kucintai selama ini terlihat begitu senang. Ya,.. aku sudah menyukai Minho Oppa sejak kami duduk dikelas 2. Dan sekarang kami sudah lulus, itu berarti sudah 1 tahun aku menyukainya tanpa pernah memberi tahunya apalagi mengetahui perasaannya pada ku.
            “Sulli-sshi... Chukkaeyo... kau diperingkat 2... traktir ya...???” goda Key Oppa saat ia menemuiku disudut kelas tempat dimana biasanya aku menerima pelajaran.
            “Gomawo Oppa... Ku juga hebat” balasku dengan senyum seadanya. Karna jujur aku tidak terlalu bahagia saat mendapat peringkat 2. Karena apa? Karena Appa-ku akan mengirimku untuk melanjutkan sekolah di Amerika. Itu tandanya, mungkin hari ini lah hari terakhirku bertemu dengan Minho Oppa.
            Aku masih duduk di sudut ruangan kelasku. Memperhatikan setiap sudut kelas ini. Setiap coretan kecil yang ada di dinding. Menatap papan tulis yang dipenuhi dengan tanda tangan teman sekelasku. Pandanganku berhenti pada satu titik. Pintu. Aku melihat Key Oppa sedang berbicara dengan seseorang. Tapi karena terhalang pintu, aku tak bisa melihat siapa lawan bicaranya itu.
            Beberapa saat kemudian, Key Oppa terlihat pergi meninggalkan pintu yang tadi disandarinya. Dan berganti dengan seorang namja yang bertubuh tinggi tegap, yang berjalan kearahku. Aku menyadari saat ia berjalan sambil memandangku dengan tatapan aku-menemukanmu. Tapi aku berpura-pura tidak melihatnya dan sibuk mengedarkan pandanganku mencari teman-temanku yang lain. Hati ku berdegub kencang tak karuan. Tak ada siapapun di kelas. Hanya aku dan dia. Minho. Minho Oppa berhenti tepat didepanku. Dia membungkukkan badannya. Mendekatkan wajahnya pada wajah ku. Omo... apa dia akan menciumku? ‘Please Stop Dreaming about Him!!!!’ Aku memberi sugesti pada diriku sendiri. Tapi kenyataannya, ini bukan mimpi. Ini nyata.          
            “Sulli... Chukkaeyo... saranghaeyo...” bisiknya ditelingaku.
            “M..Mwo?” tanyaku memastikan ini bukan mimpi.
            “Saranghaeyo...” Minho berlutut tepat didepanku. Memberikan sebuah bunga mawar putih. “Please be my baby....” ujarnya pelan namun dapatku dengar dengan jelas.
            “Oppa...” ujarku sambil menahan air mata yang sudah berkumpul dipelupuk mataku. Inilah yang kuharapkan selama ini, tapi kenapa hal ini datang begitu aku akan pergi meninggalkannya?
            “Sulli-sshi....” panggilnya pelan. Mungkin hanya aku yang dapat mendengar suaranya yang kadang membuatku berfikir, ‘Benarkah ini Minho Oppa yang kukenal?’
            “Oppa....” ujarku mencoba menolak semuanya. Semua senyuman yang membuatku tak sadar sudah berapa lama waktu ini berjalan. Tatapan. Tatapan hangat yang membuatku ingin melihatnya terus.
            “Tetaplah disini, bersamaku...” Minho Oppa meletakkan tanganku didadanya. Membuat merasakan dada bidangnya. Tapi aku tau bukan itu tujuannya. Ia menginginkan aku merasakan detak jantungnya.
            ***
            Minho Oppa menarik tanganku. Menuntunku bejalan ketaman. Kami duduk dibangku taman ditengah teman-teman yang sibuk memberikan tanda tangan kepada yang lainnya sebagai kenang-kenangan.
            “Kau tidak ingin menandatangni bajuku, Sulli?” tanya Oppa memecahkan keheningan.
            Aku mengeluarkan spidol berwarna biru langit dari saku bajuku. Menandatangani bajunya tepat di lengan tangan kemeja seragamnya. “Kau tidak menandatangani bajuku?” tanyaku dengan pertanyaan yang sama, sambil menyodorkan spidol warna biru langitku padanya.
            “Ani” jawabnya singkat.
            “Wae???” protesku.
            “Karna aku sudah menandatangannya”
            “Mwo?” aku mencari-cari tandatangannya disekitar bajuku. “Dimana?” Bahkan aku tak ingat kalau ia pernah menghampiriku dan menandatangani bajuku.
            “Disini” Chu~~~ ia menciumku sekilas. Tepat dibibirku. Aku hanya mematung menerima perlakuannya barusan. Mematung, sambil menatapnya tak percaya. Menatap namja yang berlagak seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya.
            ***
            “Chagi... sudah berapa lama kau menyukaiku?” tanya Mino Oppa sambil tetap menggenggam tanganku erat.
            Pertanyaannya ini sungguh membuatku malu dan bingung harus menjawab apa. Apa lagi di tempat bermain ini lumayan ramai.
            “Chagiya... kenapa diam saja?” ia mendesakku untuk menjawab pertanyaan konyolnya ini.
            “Bagaiman dengan mu? Sejak kapan kau menyukaiku?” aku balik bertanya agar ada sedikit ruang untukku menghela nafas sebelum akhirnya harus menjawab pertanyaan konyol itu dengan jujur.
            “Ya!! Aku yang bertanya duluan...” ujarnya seperti anak kecil.
            Aku sama sekali tidak menjawab pertanyaannya. Hanya diam memandangi sekumpulan anak kecil yang bermain pasir di kotak pasir.
            “Aku sudah menyukaimu sejak aku masuk SMA itu, dan melihatmu seperti aku melihat diriku sendiri” ujarnya dengan tatapan yang fokus pada satu titik didepannya. “Aku sudah lama ingin mengatakan yang sebenarnya. Tapi aku merasa aku hanya namja bodoh yang tidak sebanding denganmu, Yeoja paling pintar di SMA Dongguk”
            Aku hanya diam mendengarkan semua kata yang keluar dari bibirnya. Menjadi pendengar yang baik adalah hal yang terbaik untuk dilakukan disaat seperti ini.
            “Sampai akhirnya aku bisa membuktikan pada semuanya, bahwa aku adalah namja yang pantas untukmu”
            “Membuktikan dengan cara mu mendapatkan nilai tertinggi saat lulus?”
            Ia mengangguk menanggapi ucapanku barusan.
            “Bagaimana kau menganggap, kau namja yang buruk untukku? Kau bahkan mendapat peringat diatasku. Daebak” pujiku.
            “Kamsahamnida~~” ujarnya dengan bahasa yang formal, lalu membungkuk padaku. Aku hanya diam melihatnya yang memperlakukanku seperti seseorang yang baru ia kenal. Sedetik kemudian, ia mengacak-acak rambutku. Membuatku ingin menjitak kepalanya.
            “Oppa.. tatanan rambutku akan rusak...”
            “Mian” ujarnya dengan senyum tanpa rasa bersalah. “bagaimana dengan mu... kapa....” Oppa tidak melanjutkan kata-katanya karena aku memotongnya.
            “Oppa... Mianhaeyo... aku harus pergi. Mianhaeyo, Oppa...” ujarku gelisah dan mengambil ancang-ancang untuk pergi meninggalkannya.
            “Wae? Kau mau kemana, chagiya...” tanyanya menahan langkah ku untuk pergi.
            “Hmm..” aku bingung harus jawab apa. Jika aku jujur, aku yakin ia tidak akan membirkanku pergi. “Aku harus pergi menemui Appa” jawabku bohong, lalu pergi meninggalkannya.
            Sesaat aku akan melangkahkan kaki lebih jauh darinya, ia menarik tanganku. Menahanku untuk tidak melanjutkan langkahku. Ia membalikkan wajahku, dan, Chu~~ ia menciumku. Lagi-lagi dengan ciuman sekilas andalannya. “Sampai jumpa besok, Chagiya....” ujarnya sambil mengeluarkan tatapan kau-boleh-pergi-chagi.
            Aku membalikan badanku dengan meninggalkan senyuman selamat-tinggal padanya lalu pergi menjauhinya. Air mataku mengalir. Butiran bening itu mengalir tanpa pernah aku perintah. ‘Mianhaeyo Oppa... kita tidak akan bertemu lagi’ batinku berbicara.
            ***
            Author POV
            Kami masih terdiam satu sama lain. Melewati dinginnya malam yang berbalut kecanggungan. Aku  memutuskan untuk berjalan-jalan keluar Cafe. Dan tidak disangka Yeoja ini mengikutiku..
            “Oppa... apa kau tidak merindukan ku?” ujar Sulli membuyarkan kecanggungan diantara kami.
            “Kenapa aku harus merindukan mu?” aku menanggapinya dengan pertanyaan sinis.
            Sulli hanya terdiam menerima jawaban sinisku. Dan aku rasa itu lebih baik dari pada ia harus terus menerus melontarkan pertanyaan konyol pada ku.
            “Karena.... Naega Jeongmal Yeppeo (Aku sangat cantik)” jawabnya narsis. Aku hanya bisa tercengng dalam hati. Apa anak ini benar-benar tidak merasakan bagaimana sakitnya ditinggalkan begitu sja, dan kini ia kembali dengan tiba-tiba dan memberikan jawaban narsis yang ia anggap lucu itu? Ohh... sungguh sulit dipercaya.
            Jeongmal Yeppeo? Hah... beraninya ia senarsis itu didepanku yang sudah jelas-jelas tidak senang dengan kehadirannya yang tiba-tiba ini.
            Aku hanya mengangguk pelan berharap ia menyadari mimik wajahku yang menunjukkan ketidaksukaan sama sekali. Tapi aku tidak bisa membohongi hatiku, bahwa.... kau memang cantik Sulli. Jeongmal Yeppeo.. Neomu neomu neomu yeppeo.
            Sulli POV
            Setelah pertemuan singat pertamaku bersama Minho Oppa berlalu, hari ini Key Oppa mengajakku untuk pergi menonton. Ya,,, selain dekat dengan Jonghyun oppa, aku juga lumayan dekat dengan Key Oppa karena selera fashion kami yang sama. Dan juga, karena.....
            “Yoboseoyo?” Ujar ku menjawab telfon. “oh... Key Oppa?” tebakku bergitu orang disebrang telfon mengucapkan kata yang sama dengan yang kukatakan.
            “Ne.. aku akn menjemputmu sekarang,Sulli”
            “Ne Oppa” ucapku menutup telfon.
            Aku sudah siap di ruang TV menunggu Key Oppa datang. Tiba-tiba Krystal menghampiriku.
            “Eonni... Kau mau kemana?” tanyanya yang kemudian mengambil remote TV dari tanganku dan duduk disebelahku.
            “Aku akan pergi bersama Key Oppa” ujarku datar sambil memandang TV yang terus berganti channel karena ulah dongsaeng-ku ini.
            “Whuah...” ia tiba-tiba excited dengan jawabanku. “Apakah ini sebuah kencan? Minho Oppa, Gwaenchana?”
            “YA!!! Baboya??” aku menjitak kepalanya karena ucapannya yang sembarangan itu. “Aniyo.. ini bukan kencan. Kami hanya bertemu dan pergi bersama. Kan sudah lumayan lama aku tidak berbelanja dengannya” jelasku. “Lagi pula,... Minho Oppa....” aku menggantungkan kata-kataku.
            “Apa Minho Oppa tau kalu kau pergi dengan Key Oppa?”
            “Aniyo... bagaimana ia bisa tau? Kalau...” aku menceritakan bagaimana kejadian tadi malm. Kejadian saat aku dan Minho Oppa bertemu di ‘Kencan buta’. Aku menceritakan bagaimana Oppa memperlakukanku, Aku menceritakan bagaimana aku mencoba mengambil setetes perhatiannya dengan kembali membayangkan masa lalu. Semuanya kuceritakan sampai akhirnya, bel berbunyi tanda ada orang yang datang.
            “Apa kah itu Key Oppa?” tanya Krystal memotong ceritaku begitu ia mendengar bel berdering.
            “Aku rasa”
            “Eonni... pergilah.... Fighting!!! Jangan lupa bawakan makanan untukku saat pulang ya?” ujar Krystal  mengantarkan kepergianku bersama Key Oppa.
            ***
            “Huah... Neomu Yeppeo (sangat cantik)” puji Key Oppa begitu kami sampai di Bioskop.
            “Jeongmalyo? Kamsahamnida (benarkah? Terima Kasih)” jawabku dengan sedikit malu. Tapi, kenapa Oppa baru mengatakannya saat kami sampai di Bioskop? Kenapa tidak mengatakannya dari tadi? -__-
            “Kau mau menonton film apa, Sulli?” ujar Oppa saat ia berdiri, mengantri di loket pembelian tiket film.
            “Eumm...” aku sedikit ber-Eumm sambil mengamati satu persatu poster film. “Breaking dawn?”
            “Nae... pilihan yang bagus” ucap Key Oppa sambil memesan beberapa tiket dan kembali ketempat ku berdiri dengan membawa dua buah tiket ditangannya.
            “Filmnya akan dimula 15 menit lagi. Kau ingin popcorn?”
            Aku hanya mengangguk pelan mengiyakan tawaran Oppa. Dan kemudian Oppa pergi untuk membeli popcorn sesuai permintaannya. Sebenarnya aku sedikit berfikir mengenai Film yang kan kami tonton. Breaking dawn? Apkah aku tidak salah pilih? Dari 3 seri sebelumnya yang pernah kutonton, bisa dibilang filmnya ini semi-porno. Omo... Ottokhae??
            Key Oppa dtang dengan membawa semangkuk besar (?) popcorn dan dua botol cola.
            “Kajja.. Filmnya akan mulai” Oppa menarik tanganku menuju sebuah ruangan besar tempat diputarnya film. Didekat pintu ruangan itu tertulis angka ‘3’.
            Film pun dimulai, dan kalian tau? Aku mengedarkan pandanganku kesekitar, dan.... rata-rata yang menonton adalah pasangan. Dan yang lebih membuaku membulatkan mata, saat aku membawa pandanganku kepojok ruangan, ada dua anak adam yang sedang berciuman mesra. Omo... filmya bahkan belum mulai, tapi.... Ottokhae? Sepertiny aku sudah benar-benar salah memilih film. Apalagi aku menontonnya dengan Key oppa. Seorang namja yang......
            Film sudah seperempatnya diputar. Tapi aku sama sekali tidak bisa fokus menonton karena terganggu dengan pemandangan (?) disekitarku. Kulirik Key Oppa yang tampak sangat serius sambil tangannya terus aktif mengambil beberapa popcorn, dan memasukkanya ke mulut tanpa melepaskan pandangannya pada layar besar didepan. Ia menoleh saat aku masih menatapnya. Kami saling bertatapan. Ia menatapku. Aku sulit menafsirkan tatapannya. Menguak arti dibalik tatapannya. Tak lama kemudian, ia menarik ujung bibirnya saat layar besar didepan memutar adegan 18+.
            Omo....
            Minho POV
            Aku menatapnya dengan tatapan aku-akan-membunuhmu-Key!!! Apa yang ia fikirkan? Apa ia sudah gila? Apa ia sudah tidak waras? Apa ia masih punya otak untuk berfikir sebelum mengjak Sulli menonton film seperti ini? Emosi ku benar-benar memuncak saat ia menatap Sulli dengan tatapan nakal, dan senyuman kilat. Aku tidak akan membiarkan Sulli tersentuh olehnya. Sulli milikku. Hanya milikku.
            Tanpa membuang-buang waktu, tanpa memikirkan pasangan-pasangan lainnya yang sedang bersenang-senang (?) dan tanpa rasa ingin melihat pemandangan yang amat buruk ini lebih lama, aku menghampiri Key-Sulli dan menarik tangan Sulli dengan kasar.
            “Oppa..” ujar Sulli yang sepertinya melayangkan tatapan terima-kasih-Oppa pada ku.
            “Minho-ya?” ujar Key panik dan terkejut. Semua orang diruangan itu menatap kami bertiga. Melemparkan tatapan kalian-menangganggu-kami. Aku pun menarik tangan Sulli dengan kasar, dan membawanya keluar dari ruangan ini. Key sepertinya tidak berusaha menghalangi kepergian kami. Ia terlihat pasrah merelakan Sulli kuculik. Aku berhasil (?) keluar dari tempat yang membuat emosiku memanas. Tangannya masih kugenggam erat. Tangan Sulli masih ku genggam erat sambil membawanya ketempat dimana aku memarkirkan motorku.
            “Oppa... Appo (sakit)” ujarnya sambil berusaha melepaskan genggaman eratku. Tapi tingkahnya itu malah membuatku semakin mempererat genggamanku.
            Aku menginjak rem tepat ditepi sungai Han, saat ia memukul punggungku meminta ku untuk menghentikan motor yang sedang kulajukan dengan kecepatan tinggi.
            “Oppa... apa yang kau lakukan? Apa kau ingin mati?” protesnya karena laju motor yang kubawa tadi. Aku hanya diam sambil membuk helm yang melekat dikepalaku.
            Ia tampak seperti shock karena ulahku diperjalanan tadi. Sulli-ya, mianhae...
            Jarak kami cukup jauh. Sekitar 6 meter. Keberanianku belum terkumpul sepenuhnya untuk mendekatinya dan mengakui semuanya. Perlahan kaki ku melangkah mendekatinya. Perlahan namun pasti, aku semakin dekat dengannya. Belum bisa dibilang ‘dekat’ jarak diantara kami ini. Tapi juga, tidak bisa dikatakan ‘jauh’ (?)
            Ingatanku kembali pada saat aku menyaksikan Key menatapnya saat di Bioskop. Dalam sekejap, amarah bercampur emosi menguasaiku. Membuat langkahku 10 kali lebih cepat untuk lebih mendekatkan jarak diantara kami. Bahkan ingatan itu membuat keberanianku terkumpul sempuna untuk mengakui semuanya.
            Aku tepat berada dibelakangnya. Jarakku dengannya tak sampai 15 cm. Bahkan, aku rasa, ia bisa merasakan hembusan nafas ku di belakangnya. Saat ia akan membalikan badannya menghadapku, ia sudah keduluan dengan tanganku yang melingkar dipinggangnya, memaksanya menghadapku.
            “Oppa?” ujarnya bingung dengan tingkahku.
            Tanpa ada satupun kata yang kuucapkan, aku memperkecil lingkaran tanganku dipinggangnya. Menghilangkan jarak yang ada diantara kami.
            Ia membulatkan matanya saat aku mengunci tubuhnya dalam pelukanku.
            Chu~~ aku menciumnya dengan ciuman yang singkat. Membuatnya tercengang dan tidak mengeluarkan sepotong kata pun.
            Sulli POV
            Ia menciumku ditengah tanda tanya besar yang berlari mengelilingiku. Untuk beberapa detik aku dibuatnya bingung. Sejak kapan Minho Oppa jadi namja yang agresif seperti ini. Memang, perlakuannya pada ku saat ini belum bisa dikatakan agresif. Tapi bila dibandingkan dengan Oppa yang kukenl, ini sungguh berbanding terbalik.
            “Jangan pernah melakukan apapun dengan namja lain. Menonton, makan, apapun itu.. jangan pernah!!” ujarnya tepat didepan wajahku sampai-sampai aku dapat merasakan aroma nafasnya, mint. “Kau hanya boleh melakukannya dengan ku. Melakukan semuanya denganku. Menonton, pergi berbelanja, makan atau apapun itu, kau hanya boleh melakukannya denganku. Hanya denganku” ujarnya lagi dengan menekan irama pada kalimat terakhirnya.
            “Wae?” tidak banyak kata yang bisa kuucapkan saat aku menatapnya. Saat aku bertatapannya dengannya. Saat aku tidak bisa menatap object lain selain dirinya. Saat menatap matanya, aku lemah. Bibirku kaku. Tubuhku lemah tak berdaya untuk menolaknya.
            “Karena kau, Yeoja-ku. Kau milikku. Hanya milikku” jawabnya dengan nada lembut.
            Ia kembali menatapku dengan pandangan mautnya (?). pandangan yang membuatku seketika meleleh karenanya. Ia menatap ku seakan meminta izin untuk memiliku. Dan aku hanya membalasnya dengan tatapan aku-bersedia-menjadi-yeoja-mu.
            Dia mendekatkan wajahnya dengan wajahku. Seakan sudah tau apa yang akan ia lakukan, akupun refleks menutup mata ku. Membiarkan ia melakukan apa yang ia lakukan tanpa kulihat sedikit pun. Aku merasakan bibirnya menyentuh bibirku. Ciuman yang lembut. DEG! Aku baru sadar kalau ini bukan lah ciuman sekilas andalannya. Ia menciumku lebih lama. Mengecup setiap centi dari bibirku. Dengan keberanian yang belum terkumpul dengan sempurna, aku membuka mataku dan melihat wajahnya yang begitu dekat. Matanya yang sangat dekat dengan mataku. Matanya terpejam seakan sedang menikmati moment ini (?) Aku hanya diam menerima setiap kecupan yang ia tinggalan dibibirku. Tapi lama kelamaan aku merasa harus membalasnya. Refleks, aku mengalungkan kedua tanganku dilehernya. Seperti membalas ciumannya, akupun menikmati ini. Ini adalah kali pertamanya Minho Oppa menciumku sedikit lebih lama. Biasanya tidak kurang dari 3 detik.
            Iya melepaskan ciuman kami. Dan aku pun melepaskan lenganku yang mengalung di lehernya. Tangannya yang ia lingkarkan di pinggangku mulai mengerat kembali seraya tatapannya yang begitu tajam tembus meruntuhkan dinding pertahananku untuk tidak meleleh (?) dihadapannya. Dia memelukku. Omo... pelukan yang ku impikan dari dulu. Pelukan hangat dari seorang namja yang mencintaiku. Hembusan nafasnya yang hangat jelas terasa ditelingaku. Membuatku sedikit merasa geli.
            “Mianhaeyo, aku memperlakukan mu dengan tidak baik saat kita bertemu, kemarin” ujarnya lirih.
            “Oppa... Gwenchana...” jawabku meyakinkannya bahwa aku baik-baik saja.
            “Sulli-ya,...” Minho Oppa melepaskan pelukannya. Merogoh saku belakang celananya, dan berlutut tepat didepanku dan menyodorkan sebuah cincin. “Menikahlah denganku”
            Omo.. apa ini? Apakah ini nyata? Ini bukan mimpi? Please... please, stop dreaming about Minho!!!
            “Sulli-ya, jadilah Yeoja ku seutuhnya”
            Deg!! Ini bukan mimpi! Ini nyata... dengan cepat akupun mengangguk. Dan ia bangkit dari posisi berlututnya, dan menciumku dengan kecupan hangat seorang calon suami. “Saranghae”
---END---
            Minho Message : Sulli-ya.. maaf jika aku telah memperlakukanmu begitu buruk saat kita pertama kali ketemu setelah 3 tahun kau meninggalkanku tanpa kabar. Aku sangat terkejut plus belum bisa menerima kepergianmu yang tiba tiba ini dan juga kedatanganmu yang tiba-tiba. Aku lebih terkejut dan tidak bisa menerima sepenuhnya saat Key menatapmu dengan tatapan itu. Walau bagaimanapun kau adalah yeoja ku. Bagaimana mungkin Key Hyung bisa berfikiran untuk memiliki mu, walau dulu ia adalah namjachingu-mu. Tapi itu dulu. Dulu... bahkan saat kita belum saling mengenal. Terimakasih karena telah kembali untukku, dan besok kau akan menjadi yeojaku seutuhya. Saranghae....
_____oOo_____

            Hehehee.... Gimana? Gimana? Bagus gak ceritanya? Dapet gak ‘feel’ nya? Semoga dapet ya... maklum lah kalau banyak typo soalnya author gak terlalu selektif dan teliti untuk menemukan dan memungut typo-typo yang bertebaran itu. So,.. jangan salahkan bundo kanduang jika nantinya kamu sedikit terganggu dengan typo-typo tersebut. *ketauan orang minangnya*
            Don’t Be A Silent Readers..... Peace Love And Dream.... Bye Bye byeeee.... *brb dayung perahu kelaut lepas bareng KeyPpa*

original posting by @nabilaSyafiqa
           
           
             

             
           
Baca Yang Ini Juga, Chingu!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...